Lucunya Di Waktu itu...

Aku Ketawa lagi.

Kali ini aku ketawa sampai berair mata.Berair mata aku bila mana saat kemenangan berpihak pada diri sendiri.Sungguh,aku sudah lali dengan semua tohmahan dan makian orang.Biar apa orang kata pokoknya aku kenal diri aku sebenarnya,lebih dari si bijak pandai di luar sana yang menilai.Kau siapa?untuk mentakrif diri sendiri pun kau gagal,apatah lagi untuk mencari erti dalam jiwa insan lain.Nyah kau dari sini,sebelum kau aku bunuh dengan mata pisau yang tajam ini-dan kau pasti tidak bisa meluahkan sebarang kata nista.

Aku ketawa lagi.

Kali ini dengan tanpa belas aku usir sosok tubuh itu pergi.Aku benci kau dan selamanya pasti begitu.Mungkin kau tada mengerti apa-apa tapi khalayak sudah.Khalayak arif benar segala dusta yang kau ciptakan dan akhirnya menjerut leher mungil itu sendiri.Padan Muka.Itu sahaja ayat yang paling sesuai untuk aku lontarkan pada jiwa yang sedang nazak-dan pasti akan mati bila bila masa sahaja si Izrail datang menjemput.

Aku ketawa lagi.

Kali ni dengan seribu penyesalan segala beban rasa yang tersisa aku lontar ke lautan dalam.Biar ia tak ganggu aku dan bebaskan aku dari belengu yang mencengkam.Biar dunia tahu aku tetap dapat survive walau sekejam mana realiti kehidupan.ya,dunia ini kejam.Sebab itu kau juga harus kejam-supaya semua kekejaman yang ada dapat di imbangi dengan perwatakan sendiri yang tidak kurang hebatnya.Aku kembali menjadi dewasa.

Akhirnya aku berhenti ketawa.Sebab tiada lagi lelucon yang hadir.

Dan aku menjadi lebih berani.